Menperin Bahas LCGC Saat Ketemu Daihatsu, Mau Diperketat Lagi?
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam kunjungannya ke Jepang bertemu dengan pihak Daihatsu. Dalam pertemuan itu, Menperin sempat membahas soal low cost green car (LCGC).
Diketahui, Daihatsu merupakan salah satu pabrikan yang bermain di kelas LCGC. Daihatsu menjual Ayla dan Sigra serta memproduksi LCGC Toyota Agya dan Toyota Calya.
Pada pertemuan dengan Daihatsu, Menperin mengangkat mengenai Low Cost Green Car (LCGC). Agus mengatakan, program LCGC memiliki target pasar yang berbeda dari kendaraan listrik, sehingga memiliki strategi yang berbeda pula untuk pengembangannya.
Program LCGC sendiri mengatur level emisi yang keluar dari kendaraan roda empat. Bahkan, Agus menyebut LCGC itu akan dievaluasi.
"Jadi kami mengatur level maksimum dari standard emission yang keluar dari mobil tersebut. Tentu level maksimumnya akan kami evaluasi, apakah perlu diperketat," sebut Agus dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (7/6/2023).
LCGC sendiri diberi keistimewaan dengan keringanan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Saat ini, PPnBM mobil jenis LCGC hanya dikenakan sebesar 3 persen. Adapun syarat LCGC seperti tertulis pada Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah antara lain:
a. motor bakar cetus api (mesin bensin) dengan konsumsi bahan bakar minyak paling rendah 20 kilometer per liter atau tingkat emisi CO2 sampai dengan 120 gram per kilometer, untuk kapasitas isi silinder sampai dengan 1.2OO cc; atau
b. motor bakar nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan konsumsi bahan bakar minyak paling rendah 21,8 kilometer per liter atau tingkat emisi CO2 sampai dengan 120 gram per kilometer, untuk kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 cc.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Daihatsu Agus juga menyampaikan dukungan bagi Daihatsu untuk dapat meningkatkan penggunaan komponen lokal dari Indonesia dalam produksinya, khususnya yang dihasilkan oleh Industri Kecil dan Menengah (IKM).
"Komponen perusahaan Indonesia telah mampu memenuhi spesifikasi, standar, dan kualitas yang ditetapkan pabrikan Jepang," ujarnya.
Menperin juga menyampaikan apresiasi kepada Daihatsu untuk capaian ekspor ke-77 negara yang mencapai 160 ribu unit. Ini merupakan sekitar 33,8% dari total ekspor kendaraan jenis Completely Build Up (CBU) Indonesia pada tahun 2022 sebesar 473 ribu unit. Pada Mei 2023, Daihatsu Indonesia juga memproduksi delapan juta unit kendaraan bermotor roda empat. Sebanyak 17 persen atau sekitar 1,34 juta unit di antaranya merupakan produk yang telah dieskpor secara global.
"Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan Daihatsu agar dapat meningkatkan pasar ekspor baik dari sisi jumlah dan jenis kendaraan, maupun negara tujuan ekspor," pungkasnya.